Hydrostatic Pressure - Laporan Praktikum Mekanika Fluida

HYDROSTATIC PRESSURE

ABSTRAK

Hydrostatic Pressure berupa alat yang digunakan untuk mengukur tekanan yang diakibatkan oleh gaya yang ada pada zat cair terhadap suatu luas bidang tekanan pada kedalaman tertentu. Pada hydrostatic pressure yang akan diteliti adalah tinggi air muka zat cair pada saat diberi tekanan berupa beban. Setiap kali percobaan akan menggunakan beban yang berbeda-beda. Tujuan dari praktikum hydrostatic pressure untuk mengetahui tekanan hidrositas yang terjadi pada suatu fluida dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan hidrositas tersebut. Kegunaan dari praktikum hydrostatic pressure yaitu, digunakan dalam pembuatan irigasi untuk lahan pertanian. Pada grafik percobaan partial immertion untuk pengisian diperoleh tekanan sebesar  0,0131 N, 0,0216 N dan 0,0292 N. Untuk pengosongan diperoleh tekanan sebesar 0,0292 N, 0,0228 N dan 0,01616 N. Pada grafik percobaan total immertion untuk pengisian diperoleh tekanan sebesar  1,4481 N, 1,4484 N dan 1,4487 N. Untuk pengosongan diperoleh tekanan sebesar 1,4497 N, 1,4483 N dan 1,4480 N. Dari hasil percobaan hydrostatic pressure dapat kita simpulkan bahwa tekanan hidrostatis suatu zat cair sangat dipengaruhi massa jenis zat cair, udara di sekeliling, percepatan gravitasi dan kedalaman dari benda yang berada di dalam zat cair tersebut. Semakin dalam suatu zat cair maka tekanan hidrostatis yang dihasilkan juga akan semakin besar. Selain itu dapat kita ketahui bahwa semakin besar massa jenis suatu zat cair maka tekanan hidrostatis yang dihasilkan juga akan semakin besar.

Kata Kunci: Air, Fluida, Tumbukan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penggunaan fluida sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, kita sering  menggunakan fluida dengan meminumnya, menghirupnya, bahkan dapat berenang di dalamnya. Fluida berupa zat yang dapat mengalir serta memiliki partikel mudah bergerak bahkan dapat berubah bentuk tanpa pemisahan massa seperti air, minyak dan udara sudah memenuhi definisi dari sebuah fluida artinya, zat-zat tersebut akan mengalir apabila padanya bekerja sebuah tegangan geser.

Tekanan hidrostatis diakibatkan oleh gaya yang ada pada zat cair terhadap suatu luas bidang tekanan pada kedalaman tertentu. Secara konseptual tekanan hidrostatis terjadi atas dasar hukum pascal. Konsep penting yang perlu dipahami dalam materi fluida statis, khususnya tekanan hidrostatis ialah tekanan hidrostatis tidak dipengaruhi oleh massa jenis wadah, melainkan dipengaruhi oleh massa jenis zat cair, udara di sekeliling, percepatan gravitasi dan kedalaman dari benda yang berada di dalam zat cair tersebut, konsep penting yang perlu dipahami juga ialah prinsip-prinsip dari hukumm pascal. Dalam zat cair terdapat tekanan yang bekerja. Tekanan tersebut dipengaruhi oleh massa jenis zat cair, kedalaman suatu benda yang berada di suatu cairan dan gaya gravitasi yang bekerja pada setiap bagian zat cair tersebut. Dengan demikian semakin dalam letak suatu bagian zat cair, akan semakin besar pula tekanan pada bagian itu. Tekanan yang ditimbulkan itulah yang disebut tekanan hidrostatis (Zulfa et al., 2020).

Tekanan pada setiap titik dalam fluida statis hanya bergantung pada kedalaman pada titik tersebut. Tekanan dalam fluida di dekat bumi bervariasi dengan kedalaman karena berat fluida di atas tingkat tertentu. Misal kita mengasumsikan densitas konstan dan densitas rata-rata fluida menjadi representasi densitas yang baik. Hal ini termasuk perkiraan yang masuk akal untuk cairan seperti air, di mana gaya besar diperlukan untuk mengompres cairan atau mengubah volume. Di kolam renang misalnya, kerapatannya kira-kira konstan dan air di bagian bawah ditekan sangat sedikit oleh berat air di atasnya. Kepadatan udara mulai berubah secara signifikan hanya pada jarak pendek di atas permukaan bumi (Openstax, 2015).

Fluida yang berada dalam suatu wadah memiliki berat akibat pengaruh grafitasi bumi. Berat fluida menimbulkan tekanan pada setiap bidang permukaan yang bersinggungan dengannya. Besarnya tekanan bergantung pada besarnya gaya dan luas bidang tempat gaya bekerja. Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh beratnya sendiri disebut tekanan hidrostatis. Tekanan hidrostatis sangat dipengaruhi oleh massa jenis dan kedalam suatu benda yang berada di suatu cairan. Tekanan hidrostatis memiliki karakteristik seperti pada titik yang sama maka tekanan menekan ke segala arah. Tekanan pada titik tertentu di dalam fluida tergantung pada kedalaman dari permukaan atas cairan. Tekanan akan meningkat seiring dengan semakin dalam benda dari permukaan atas cairan. Tekanan pada kedalaman yang sama memiliki tekanan yang sama pula. Karakteristik lainya dari fluida pada tekanan di dalam cairan bergantung pada ketinggian kolom cairan dan tidak bergantung pada bentuk kolom cairan (Prasasti et al., 2016).

Aplikasi yang menggunakan desain tekanan hidrostatis yaitu bendungan. Bendungan berupa bangunan yang terbuat dari pasangan batu kali, bronjong atau beton,  yang terletak melintang pada sebuah sungai. Bendung dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti irigasi area persawahan, sarana pengendalian banjir, serta pembangkit tenaga listrik. Sebuah bendungan pada umumnya didesain dengan ketebalan yang berubah dengan kedalaman. Semakin ke bawah bendengan ketebalan bendungan akan semakin meningkat guna menahan tekanan hidrostatis air yang semakin membesar. Tekanan di dasar bendungan akan besar dibanding di atas bendungan. Karena itu, bagian bawah bendungan harus dibuat lebih tebal, agar bendungan tidak rusak akibat besarnya tekanan dari air (Anryana et al., 2019)

Berdasarkan penjelasan di atas, maka perlu dilakukan praktikum Hydrostatic Pressure agar dapat mengukur tekanan hidrostatis yang terjadi pada suatu fluida, faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan hidrostatis tersebut dan hubungan kedalaman dengan gaya tekanan hidrostatis serta pengaplikasian hydrostatic pressure dalam bidang pertanian.

Tujuan dan Kegunann Praktikum

Tujuan dari praktikum Hydrostatic Pressure yaitu untuk mengetahui tekanan hidrositas yang terjadi pada suatu fluida dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan hidrositas tersebut.

Kegunaan dari praktikum Hydrostatic Pressure yaitu, digunakan dalam penerapan  pembuatan konstruksi bendungan.

METODOLOGI PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat

Praktikum Hydrostatic Pressure dilakukan pada hari Senin, 6 September 2021,  pukul 13.00 WITA di Laboratorium Teknik Tanah dan Air, Program Studi Teknik Pertanian, Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu hydrostatic pressure, pemberat 15 g, 25 g, 35 g, 210 g, 220 g, 220 g  lap kasar, lap halus ember, kalkulator dan kamera handphone.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan praktikum Hydrostatic Pressure yaitu air.

Prosedur Praktikum

Adapun prosedur kerja praktikum ini terbagi menjadi 2 yaitu:

A.    Partial Immertion

1.      Menyeimbangkan alat dengan cara memutar sekrup bagian bawah.

2.      Mengukur nilai a, b, L, d pada alat.

3.    Menyeimbangkan swimming arm dengan cara memutar-mutar pemberat hingga berada pada posisi seimmbang.

4.  Memasukkan air secara perlahan-lahan kedalam bak penampung hingga air meyentuh bibir kuandran, usahakan tidak mengganggu keseimbangan swimming arm.

5.  Menggantungkan pemberat pada bandul dengan berat 15 g, kemudian menambahkan air secara perlahan hingga swimming arm kembali pada posisi seimbang. Lalu catat tinggi air ketika berada pada posisi yang seimbang.

6.      Mengulangi prosedur 5 dengan mengganti pemberat dengan berat 25 g dan 35 g.

7.      Mengurangi sebagian pemberat pada bandul kemudian mengeluarkan air secara perlahan-lahan dari bak penampung dengan membuka kran pengeluaran hingga swimming arm kembali pada posisi seimbang.  Kemudian catat tinggi ketika berada pada posisi seimbang.

8.      Ulangi prosedur ke 7 hingga pemberat habis.

9.      Mendokumentasikan praktikum.

B.     Total Immertion

1.      Menyeimbangkan alat dengan cara memutar sekrup pada bagian bawah.

2.      Mengukur nilai a, b, L, d pada alat.

3.   Menggantung pemberat pada bandul sebesar 200 g, kemudian menambahkan air secara perlahan-lahan hingga air berada pada ketinggian 10 cm dan swimming arm berada pada posisi seimbang dengan cara memutar-mutar pemberat.

4.   Menggantung pemberat pada bandul sebesar 210 g, kemudian menambahkan air secara perlahan-lahan hingga swimming arm kembali pada posisi seimbang. Lalu catat tinggi air pada posisi seimbang.

5.      Mengulangi prosedur 4 untuk berat beban sebesar 220 g dan 230 g.

6.  Mengurangi sebagian pemberat pada bandul kemudian mengeluarkan air secara perlahan-lahan dengan cara membuka kran pengeluaran hingga swimming arm kembali pada posisi seimbang. Kemudian catat tinggi air pada posisi seimbang.

7.      Ulangi prosedur ke 6 hingga pemberat kembali menjadi 200 g.

8.      Mendokumentasikan praktikum.

Rumus yang digunakan

Adapun rumus yang digunakan  dalam hydrostatic pressure yaitu:

A.     Partial Immertion

B.     Total Immertion


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

A.  Partial Immertion

Tabel 1. Hasil Perhitungan Partial Immertion

No

Pengisian

Pengosongan

Rata-rata

 

Pemberat (kg)

Muka Air (m)

F (N)

Pemberat (kg)

Muka Air (m)

F (N)

hrn

Fr(N)

hn

1

0,015

0,0270

0,0131

0,035

0,0410

0,0292

0,0285

0,0211

0,0095

2

0,025

0,0350

0,0216

0,025

0,0360

0,0228

0,0355

0,0222

0,0118

3

0,035

0,0410

0,0292

0,015

0,0300

0,0161

0,0410

0,0226

0,0137

 

Gambar 1. Grafik Hubungan Antara F(N) dengan h(m) untuk Pengisian

Gambar 2. Grafik Hubungan Antara F(N) dengan h(m) untuk Pengosongan

B.  Total Immertion

Tabel 2. Hasil Perhitungan Total Immertion

No

Pengisian

Pengosongan

Rata-rata

Pemberat (kg)

Muka air (m)

F (N)

Pemberat (kg)

Muka Air (m)

F (N)

hrn

Fr(N)

hn

1

0,21

0,1020

1,4481

0,23

0,1080

1,4487

0,1015

1,4484

0,4820

2

0,22

0,1050

1,4484

0,22

0,1040

1,4483

0,1045

1,4484

0,4828

3

0,23

0,1080

1,4487

0,21

0,1010

1,4480

0,0855

1,4484

0,4828

Gambar 3. Grafik Hubungan Antara F(N) dengan h(m) untuk Pengisian

Gambar 4. Grafik Hubungan Antara F(N) dengan h(m) untuk Pengosongan

Pembahasan

Pada praktikum Hydrostatic Pressure dilakukan dua percobaan yaitu partial immersion dan total immersion dimana masing-masing percobaan dilakukan dengan dua perlakuan yakni pengisian dan pengosongan. Perbedaan partial immersion dan total immersion yaitu pada proses pengisian dan pengosongan bak dengan pemberian beban yang berbeda sehingga menghasilkan tinggi muka air berbeda pula. Berdasarkan pada grafik pengukuran partial immersion diatas dapat diketahui bahwa, pada proses pengisian dengan pengukuran beban 0,015 g diperoleh ketinggian air sebanyak 0,0270 m dan tekanan hidrostatis sebesar 0,0131 N. Pada pengukuran beban 0,025 g diperoleh ketinggian air sebanyak 0,0350 m dan tekanan hidrostatis sebesar 0,0216 N. Pada pengukuran beban 0,035 g diperoleh ketinggian air sebanyak 0,0410 m dan tekanan hidrostatis sebesar 0,0292 N. Adapun pada proses pengosongan dengan beban 0,035 g diperoleh ketinggian air sebanyak 0,0410 m dan tekanan hidrostatis sebesar 0,0292 N. Pada pengukuran beban 0,025 g diperoleh ketinggian air sebanyak 0,0360 m dan tekanan hidrostatis sebesar 0,0228 N. Pada pengukuran beban 0,015 g diperoleh ketinggian air sebanyak 0,0300 m dan tekanan hidrostatis sebesar 0,0292 N. Sehingga dapat dilihat bahwa pengukuran hydrostatic pressure pada fluida zat cair menunjukkan bahwa seiring bertambahnya kedalaman atau ketinggian air dan semakin besar massa jenis, maka semakin besar tekanannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Prasasti dkk (2016) yang menyatakan bahwa tekanan pada cairan (tekanan hidrostatis) sangat dipengaruhi oleh massa jenis dan kedalaman suatu benda yang berada disuatu cairan.

Adapun pada grafik total immertion dari proses pengisian dengan pengukuran beban 0,21 g diperoleh ketinggian air sebanyak 0,1020 m dan tekanan hidrostatis sebesar 1,4481 N. Pada pengukuran beban 0,22 g diperoleh ketinggian air sebanyak 0,1050 m dan tekanan hidrostatis sebesar 1,4484 N. Pada pengukuran beban 0,23 g diperoleh ketinggian air sebanyak 0,1080 m dan tekanan hidrostatis sebesar 1,4497 N. Adapun pada proses pengosongan dengan beban 0,23 g diperoleh ketinggian air sebanyak 0,1080 m dan tekanan hidrostatis sebesar 1,4497 N. Pada pengukuran beban 0,22 g diperoleh ketinggian air sebanyak 0,1040 m dan tekanan hidrostatis sebesar 1,4483 N. Pada pengukuran beban 0,21 g diperoleh ketinggian air sebanyak 0,1010 m dan tekanan hidrostatis sebesar 1,4480 N. Sehingga dapat dilihat bahwa semakin besar beban yang diberikan maka semakin tinggi pula muka air dan gaya yang dihasilkan. Begitupun sebaliknya pada pengosongan, semakin kecil bebannya maka semakin rendah pula muka air dan gaya yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Prasasti et al. (2016) bahwa besarnya tekanan bergantung pada besarnya gaya dan luas bidang tempat gaya bekerja.

Berdasarkan grafik pengukuran hydrostatic pressure pada total immertion lebih besar dibandingkan dengan hydrostatic pressure pada partial immertion karna pada setiap bagian benda akan mendapatkan tekanan dan pada total immertion bagian yang tercelup pada fluida lebih banyak dibandingkan partial immertion sehingga tekannya lebih besar. Dari data diperoleh bahwa besarnya beban dan tinggi muka air berbanding lurus dengan gaya yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Prasasti et al. (2016) bahwa tekanan akan meningkat seiring dengan semakin dalam benda dari permukaan atas cairan.

KESIMPULAN

    Dari hasil percobaan hydrostatic pressure dapat kita simpulkan bahwa tekanan hidrostatis suatu zat cair sangat dipengaruhi massa jenis zat cair, udara di sekeliling, percepatan gravitasi dan kedalaman dari benda yang berada di dalam zat cair tersebut. Semakin dalam suatu zat cair maka tekanan hidrostatis yang dihasilkan juga akan semakin besar. Selain itu dapat kita ketahui bahwa semakin besar massa jenis suatu zat cair maka tekanan hidrostatis yang dihasilkan juga akan semakin besar.

DAFTAR PUSTAKA

Anryana, E., Prawitosari, T., dan Achmad, M. (2019). Evaluasi Tingkat Pelayanan Bendung Tomatoppe pada Daerah Irigasi Bajo Kabupaten Luwu. Jurnal Agritechno, 12(2), 94–101.

OpenStanx. CNX (2015). Fluids, Density and Pressure. Journal of OpenStax University Physics. Vol 1(2).

Prasasti, R. W., Yuliati, L., dan Latifah, E. (2016). Identifikasi Pemahaman Konsep Tekanan Hidrostatis Pada Siswa Sekolahn Menengah Atas. In Prosiding Semnas Pendidikan IPA Pascasarjana UM (Vol. 1, Issue 1, pp. 423–430).

Zulfa, S. I., Nikmah, A., dan Nisak, E. K. (2020). Analisa Penguasaan Konsep pada Tekanan Hidrostatis dan Hukum Pascal Mahasiswa Pendidikan Fisika. Jurnal Fisika Indonesia, 24(1), 24.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Hasil Pengamatan Praktikum Hydrostatic Pressure

A.     Partial Immertion

Tabel 3. Hasil Pengamatan Partial Immertion

No.

Pengisian

Pengosongan

Pemberat (g)

Muka Air (mm)

Pemberat (g)

Muka Air (mm)

1

15

27,01

35

41,01

2

25

35,01

25

36,01

3

35

41,01

15

30,01

B.       Total Immertion

Tabel 4. Hasil Pengamatan Total Immertion

No.

Pengisian

Pengosongan

Pemberat (g)

Muka Air (mm)

Pemberat (g)

Muka Air (mm)

1

210

102,01

230

108,01

2

220

105,01

220

104,01

3

230

108,01

210

101,01

Lampiran 2. Perhitungan Praktikum Hydrostatic Pressure

A.      Partial Immertion

1.        Menghitung gaya tekan hidrostatik pada saat pengisian

a)    Untuk beban 0,015 kg

b)    Untuk beban 0,025 kg

c)    Untuk beban 0,035 kg

2.      Menghitung gaya tekan hidrostatik pada saat pengosongan

a)        Untuk beban 0,035 kg

b)        Untuk beban 0,025 kg

c)        Untuk beban 0,015 kg

3.        Menghitung Fr (N)

4.        Menghitung rata-rata tinggi permukaan air (m)

5.        Menghitung tinggi fluida hasil perhitungan (m)

A.      Total Immertion

1.        Menghintung h0 pada saat pengisian

a)      Untuk beban 0,210 kg

b)      Untuk beban 0,220 kg

c)      Untuk beban 0,230 kg

2.        Menghintung h0 pada saat pengosongan

a)      Untuk beban 0,230 kg

b)      Untuk beban 0,220 kg

c)      Untuk beban 0,210 kg

3.        Menghitung gaya tekan hidrostatik pada saat pengisian

a)    Untuk beban 0,210 kg

b)    Untuk beban 0,220 kg

c)    Untuk beban 0,230 kg

4.    Menghitung gaya tekan hidrostatik pada saat pengosongan

a)      Untuk beban 0,230 kg

b)        Untuk beban 0,220 kg

c)        Untuk beban 0,210 kg

5.        Menghitung Fr (N)

6.        Menghitung rata-rata tinggi permukaan air (m)

7.        Menghitung tinggi fluida hasil perhitungan (m)

Lampiran 3. Dokumentasi Praktikum Hydrostatic Pressure

                                Gambar 5. Dokumentasi Alat Praktikum Hydrostatic Pressure


                                Gambar 6. Dokumentasi Alat Praktikum Hydrostatic Pressure 

Keterangan :

1.      Swimming arm, berfungsi sebagai tempat melekatnya titik tumpu dan bandul.

2.      Bak penampung, berfungsi untuk penampung fluida.

3.      Kaki tiga, berfungsi sebagai penyangga alat serta penyeimbang alat.

4.      Selang, berfungsi sebagai tempat keluarnya air.

5.      Kran, berfungsi sebagai tempat membuka dan menutup aliran air.

6.      Kuadran, berfungsi sebagai tempat melekatnya skala pembacaan.

7.      Bandul, berfungsi untuk menyeimbangkan swimming arm.

8.      Titik tumpu, berfungsi sebagai titik tumpuan swimming arm.

9.      Nivo, berfungsi sebagai indikator penyeimbang alat.

10.  Beban, berfungsi sebagai penyeimbang swimming arm.

11.  Pengait beban, berfungsi sebagai penggantung beban.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak