Pengukuran Profil Memanjang - Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

 PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG
(Long Profile)

ABSTRAK

Profil memanjang dapat dikatakan sebagai suatu pengukuran yang bertujuan untuk mengetahui beda tinggi titik-titik sepanjang jalur pengukuran dan pada umumnya digunakan sebagai kerangka vertical bagi suatu daerah pemetaan. Pengukuran profil memanjang sendiri merupakan pengukuran beda tinggi antara titik-titik di permukaan lahan. Tujuan dari praktikum profil memanjang ini adalah untuk mengetahui bagaimana prosedur dari profil memanjang, mampu menggambarkan profil memanjang dari suatu bentang alam, dan mampu menggambarkan potongan tegak lapangan untuk kepentingan pembangunan. Metode pengukuran profil memanjang dilakukan dengan pergi pulang menggunakan jarak sepanjang 15 meter. Dimana, alat ukur diletakkan di titik antara slag kemudian anggota kelompok lain memegang bak ukur kemudian melakukan pembidikan terhadap objek ke arah bak ukur  dan mengambil data benang atas (BA), benang tengah (BT), dan benang bawah (BA). Dari hasil pengolahan diperoleh 2 data yaitu data pergi dan data  pulang dimana untuk perhitungan pertama yaitu jumlah beda tinggi pergi 16,3, beda tinggi pulang 15,9 dari kedua data tersebut maka didapatkan nilai rata-rata sebesar 16,05. Pada praktikum dilakukan galian atau cut pada titik CD sebanyak 11,35 dan penimbunan atau fill pada titik AB sebanyak 0,35 dan titik BC sebanyak 3,8. Nilai koreksi yang didapat jumlahnya sebelum koreksi 0,2 dan nilai setelah koreksi sebesar 15,5. Hasil dari pengukuran dapat diketahui bahwa pengukuran profil memanjang dilakukan pengukuran pulang dan pergi untuk mendapatkan hasil pengukuran yang baik, setelah melakukan pengukuran dilakukan perhitungan koreksi dan setelah koreksi untuk meminimalisir kesalahan.

Kata Kunci: Pengukuran, Profil, Sipat datar

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perencanaan pengolahan lahan, ketersediaan peta dalam pengumpulan data maupun proses pengolahan dan penyajiannya baik secara spesial maupun sistem informasi kebumian lainnya menjadi sesuatu hal yang tidak dapat ditinggalkan. Ilmu ukur wilayah dapat dijadikan sebagai parameter pertimbangan perencanaan yang berhubungan dengan tanah sebab tanpa adanya ilmu ukur wilayah maka akan terjadi banyak kesalahan dan akan menyebabkan kerusakan lingkungan dari kesalahan peletakan lokasi kerja.

Pengukuran beda tinggi dapat diperoleh dengan metode sipat datar menggunakan alat waterpass. Pengukuran tinggi dengan metode sipat datar atau waterpass merupakan metode yang paling teliti dibanding dengan metode yang lain. Tinggi suatu obyek di permukaan bumi berupa tinggi yang diukur dari suatu bidang referensi, yang ketinggiannya dianggap nol. Di bidang geodesi bidang referensi tersebut disebut dengan geoid, yaitu bidang equipotensial yang berimpit dengan permukaan air laut rata-rata atau disebut juga dengan bidang nivo. Bidang-bidang ini selalu tegak lurus dengan arah gaya berat terhadap setiap titk-titik di permukaan bumi. Melakukan pekerjaan pengukuran tinggi, alat yang didirikan diatas suatu titik di permukaan bumi harus
selalu searah dengan gaya berat (Sri Mulyani, 2020).

Profil memanjang dapat dikatakan sebagai irisan tegak pada lapangan dengan mengukur jarak dan beda tinggi titik-titik di atas permukaan bumi. Profil memanjang digunakan untuk melakukan pengukuran yang jaraknya jauh, sehingga dikerjakan secara bertahap beberapa kali. Hal ini disebabkan panjangnya sangat besar, skala vertikal yang digunakan dibuat berbeda dengan skala horisontalnya. Cara pengukuran profil memanjang sama dengan cara pengukuran secara berantai. Pekerjaan rekayasa yang dilakukan seperti perencanaan jalan raya, jalan kereta api, saluran irigasi dan lain-lain sangat dibutuhkan bentuk profil atau tampang pada arah tertentu untuk perencanaan kemiringan sumbu proyek, hitungan volume galian atau timbunan tanah, dan lain lain. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pekerjaan pengukuran yang dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut secara cepat dan akurat (Bagus et al., 2015).

Galian dan timbunan atau cut and fill berupa bagian terpenting dalam berbagai jenis proyek sipil dan pengukuran. Banyak proyek pengukuran yang pekerjaan intinya adalah perhitungan dan pembuatan galian dan timbunan di lapangan dan dilakukan dalam skala besar. Pada umumnya pekerjaan galian atau cutting dan timbunan atau filling memiliki konsep yang sama dalam proses pengukuran dan perhitungannya. Pada kebanyakan proyek pekerjaan galian dilakukan terlebih dahulu sebelum timbunan. Cut and fill bisa dikatakan sebagai suatu proses pengerjaan tanah dimana sejumlah material tanah diambil dari suatu tempat kemudian ditimbun di tempat lain. Oleh karena itu, sebelum pengerjaan dibutuhkan perhitungan dan pengukuran dengan teliti dan akurat. Proses cut and fill membuat permukaan tanah lebih rata dan mudah bagi pekerja untuk proses pembangunan yang akan dilakukan (Roring, 2018).

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan Praktikum Pengukuran Profil Memanjang untuk mengetahui metode atau prosedur pengukuran profil memanjang, mampu menggambarkan profil memanjang dari suatu bentang alam dan mampu menggambarkan potongan tegak lapangan untuk kepentingan pembangunan.

Tujuan dan Kegunaan  Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum Pengukuran Profil Memanjang yaitu mengetahui metode atau prosedur pengukuran profil memanjang, mampu menggambarkan profil memanjang dari suatu bentang alam dan mampu menggambarkan potongan tegak lapangan untuk kepentingan pembangunan.

Kegunaan praktikum Pengukuran Profil Memanjang yaitu untuk membuat bangunan pertanian seperti saluran irigasi, saluran drainase, rumah kaca, pabrik pengolahan bahan pertanian dan lain-lain.

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Praktikum Pengukuran Profil Memanjang dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 18 September 2021 pada pukul 10.00 WITA  bertempat dibelakang  laboratorium Teknik Tanah dan Air, Prodi Keteknikan Pertanian, Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum Pengukuran Profil Memanjang yaitu waterpass, statif, bak ukur, meteran, patok, bandul, kamera, payung dan alat tulis.

Bahan

Adapun bahan yang di gunakan dalam praktikum pengukuran profil memanjang yaitu data pengukuran, kertas kalkir dan kertas grafik.

Prosedur Praktikum

Adapun prosedur dari praktikum Pengukuran Profil Memanjang adalah sebagai berikut :

1.        Menyiapkan alat dan bahan sebelum memulai praktikum.

2.        Mencari atau menetukan lokasi tempat pengukuran.

3.        Mengukur bentangan sejauh 15 meter.

4.    Bagi bentangan tersebut dengan titik-titik yang sama jaraknya dengan memasang patok disetiap titiknya dan menentukan titik pengukuran A, B, C, D.

5.        Menentukan slag 1, 2 dan 3 di antara titik A, B, C, D.

6.        Memasang statif pada slag 1.

7.        Memasang waterpass pada statif kemudian mengunci waterpass pada statif.

8.        Memasang bandul pada statif.

9.  Mengkalibrasi waterpass dengan cara mengatur nivo kotak agar berada di tengah dengan menggunakan sekrup ABC.

10.  Mengukur ketinggian waterpass dari permukaan tanah dan memastikan bandul berada di tengah-tengah patok.

11.    Menempatkan bak ukur pada titik depan dan belakang slag.

12.    Melakukan pembidikan secara kasar ke bak ukur.

13.    Memfokuskan lensa objektif ke arah bak ukur dan menggeser sekrup penggerak halus agar benang tepat pada objek yang di bidik.

14. Membidik bak ukur dan membaca bak ukur benang atas, benang tengah, benang bawah menggunakan waterpass.

15.    Mencatat hasil pengukuran BA, BT dan BB.

16.    Memindahkan alat ke slag 2 dan melakukan pengukuran pergi
masing-masing sebanyak satu kali pengukuran sampai titik akhir.

17.    Melakukan pengukuran pulang dengan memasang statif pada slag 3 lalu mengulangi prosedur 7-16.

18.    Mendokumentasikan proses praktikum Pengukuran Profil Memanjang yang dilakukan.

Rumus yang digunakan

       Rumus yang digunakan dalam praktikum pengukuran profil memanjang sebagai berikut :

a.       Menghitung Kontrol.

Kontrol = BA + BB

Kontrol = 2 × BT

b.      Menghitung Jarak Optis.

Jarak Optis = (BA-BB) x 100

c.       Menghitung Beda Tinggi Pergi.

Δh pergi = BTb – BTm

d.      Menghitung Beda Tinggi Pulang.

Δh pulang = BTm – BTb

e.         Menghitung Beda Tinggi Rata-Rata.

h rata-rata = (Δh pergi+Δh pulang)/2

f.        Menghitung error.

ERR = |ΣΔh pergi + Î”h pulang

g.      Menghitung Koreksi.

Koreksi = ERR/(n-1)

 

h.      Menghitung Beda Tinggi Setelah Koreksi.

∆h koreksi = ∆h rata-rata – Koreksi

Keterangan :

BA                        = Benang Atas (m)

BB                         = Benang Bawah (m)

BT                         = Benang Tengah (m)

h pergi                = Beda Tinggi Saat Pergi (m)

BTb                        = Benang Tengah belakang (m)

BTm                       = Benang Tengah muka (m)

∆h koreksi             = Beda Tinggi Setelah koreksi (m)

∆h rata-rata           = Beda Tinggi Rata-rata (m)

Koreksi                  = Koreksi (m)

ERR                      = error (m)

n                            = Jumlah titik

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1. Hasil Perhitungan Beda Tinggi

Beda Tinggi (m)

Titik

Pergi

Pulang

Rata-Rata

Error

Koreksi

Setelah Koreksi

A

 

 

 

 

 

 

AB

0,6

0,5

0,55

0,4

0,2

0,35

B

 

 

 

 

 

 

BC

4,1

3,9

4

0,4

0,2

3.8

C

 

 

 

 

 

 

CD

11,6

11,5

11,5

0,4

0,2

11,35

D

 

 

 

 

 

 

Jumlah

16,3

15,9

16,05

0,4

0,2

15.5

Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dilakukanlah pengukuran untuk mengetahui beda tinggi dari suatu bidang tanah. Pengukuran menggunakan metode pergi pulang dengan dilakukan menggunakan jarak sepanjang 15 meter. Jarak 15 meter dibagi kembali menjadi empat titik A, B, C dan D yang dimana jarak antara titiknya yaitu 5 meter dan diantara titik terdapat slag, sehingga praktikum ini menggunakan 3 slag yang berada disetiap pertengahan titik maka diperoleh hasil pengukuran tinggi yang berbeda pada setiap titik pengukuran pergi dan pengukuran pulang. Hal ini sesuai dengan pendapat Sri Mulyani (2020) yang menyatakan bahwa pengukuran dilakukan tiga kali yang dilakukan dengan membagi daerah pengukuran menjadi 3 slag, yaitu slag 1, slag 2 dan slag 3, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan perbedaan tinggi yang teliti. Sedangkan untuk menghindari kesalahan sistematik yang disebabkan oleh alat maka pada penelitian ini Waterpass yang digunakan sudah dikalibrasi.

Pengolahan data pertama adalah dengan melakukan perhitungan kontrol. Kontrol pertama dilakukan dengan menjumlahkan batas atas dan batas bawa. Kemudian kontrol kedua dilakukan dengan mengalikan batas tengah dengan dua. Dari hasil pengolahan diperoleh 2 data yaitu data pergi dan data  pulang dimana untuk perhitungan pertama yaitu jumlah beda tinggi pergi 16,3, beda tinggi pulang 15,9  dari kedua data tersebut maka didapatkan nilai rata-rata sebesar 16,05. Pada pengukuran dilakukan perhitungan nilai koreksi yang jumlahnya sebelum koreksi 0,2 dan nilai setelah koreksi sebesar 15,5.

Berdasarkan praktikum dapat diketahui bahwa pada pengukuran menggunakan jarak sepanjang 15 meter terdapat beberapa titik yang berbeda antara permukaan tanah sebenarnya dengan permukaan tanah gambar rencana dan untuk mengatasi permasalahan tersebut, digunakan metode cut and fill pada titik yang perlu adanya penyesuaian dengan rencana. Pada praktikum dilakukan galian atau cut pada titik CD sebanyak 11,35 dan penimbunan atau fill pada titik AB sebanyak 0,35 dan titik BC sebanyak 3,8. Pada pekerjaan galian tanah bertujuan untuk memperoleh elevasi dan permukaan sesuai dengan rencana. Maka dari itu proses selanjutnya dilakukan cut and fill atau dengan kata lain mengambil dan menaruh tanah dari lahan yang satu dan menimbunnya di lahan-lahan lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Roring (2018) yang menyatakan  bahwa cut and fill sebagai suatu proses pengerjaan tanah dimana sejumlah material tanah diambil dari suatu tempat kemudian ditimbun di tempat lain sehingga membuat permukaan tanah lebih rata dan mudah bagi pekerja untuk proses pembangunan yang akan dilakukan.

KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum Pengukuran Profil Memanjang yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa praktikum pengukuran profil memanjang bertujuan untuk menentukan beda tinggi antara titik-titik pada permukaan lahan yang akan digunakan untuk membangun rancangan pekeraan rekayasa yang dimana menggunakan alat ukur sipat datar yaitu waterpass. Hasil pengukuran profil memanjang menunjukkan perbedaan nilai pada saat pengukuran pergi dengan pengukuran saat pulang Hal ini disebabkan karema adanya kekeliruan seperti keliru dalam membaca benang atas, benang tengah dan benang bawah pada bak ukur atau terjadi dikarenakan alat dibeberapa titik belum benar-benar datar yang ditunjukkan dengan bagian alat yaitu nivo kotak sedangkan didalam melakukan pengukuran sangat diperlukan ketelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Bagus, D., Awaluddin, M., dan Sasmito, B. 2015. Analisis Pengukuran Penampang Memanjang dan Penampang Melintang dengan GNSS metode RTK-NTRIP. Jurnal Geodesi Undip, 4(2), 43–50. Universitas Diponegoro.

Sri Mulyani, A. 2020. Analisis Hasil Pengkuran Tinggi Takhimetri dengan Sipat Datar Teliti. E-Journal CENTECH 2020, 1(1), 1–14 . Universitas Kristen Indonesia.

Roring, H. S. D. 2018. Desain Cut and Fill Lokasi Pembangunan Rumah Sakit Hermina Manado. Jurnal Ilmiah Realtech, 14(1), 69–74. Universitas Katolik De La Salle Manado.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Hasil Perhitungan

Tabel 2. Pengukuran Profil Memanjang

Titik

Pergi (m)

Pulang (m)

Tinggi Alat (m)

Belakang

Muka

Belakang

Muka

BT

BA

BT

BA

BT

BA

BT

BA

Pergi

Pulang

BB

BB

BB

BB

A

11.5

11,7

 

 

Pulang (m)

12,6

12,7

 

 

11,4

 

 

 

12,5

 

 

Slag 1

 

 

 

 

 

 

 

 

1,15

1,28

B

12,9

13,2

10,9

11.1

12,1

12,3

13,5

13,7

 

 

12,8

10,8

11.9

13,4

 

 

Slag 2

 

 

 

 

 

 

 

 

1,16

1,25

C

18,1

18,2

8,8

8,9

9,6

9,7

18,8

18,9

 

 

17,9

8,7

9,5

18,7

 

 

Slag 3

 

 

 

 

 

 

 

 

1,21

1,32

D

 

 

6,5

6,6

7,3

7,4

 

 

 

 

 

 

6,4

7,2

 

 

 

 

Tabel 3. Pengukuran Profil Memanjang Sesi Pergi

Titik

Pergi (m)

Belakang

Muka

Kontrol: BA+BB

Jarak Optis

Tinggi Alat (m)

BT

BA

BT

BA

Kontrol (2*BT)

BB

BB

Belakang

Muka

Belakang

Muka

A

11.5

11,7

 

 

23,1

 

30

 

 

11,4

 

23

 

 

 

Slag 1

 

 

 

 

 

 

 

 

1,15

B

12,9

13,2

10,9

11.1

29.53

21,9

40

30

 

12,8

10,8

29.6

21,8

 

Slag 2

 

 

 

 

 

 

 

1,16

C

18,1

18,2

8,8

8,9

36,1

17,6

30

20

 

17,9

8,7

36,2

17,6

 

Slag 3

 

 

 

 

 

 

 

 

1,21

D

 

 

6,5

6,6

 

13,0

 

20

 

 

 

6,4

 

13,0

 

 

 Tabel 4. Pengukuran Profil Memanjang Sesi Pulang

Titik

Pulang (m)

Belakang

Muka

Kontrol: BA+BB

Jarak Optis

Tinggi Alat (m)

BT

BA

BT

BA

Kontrol: 2*BT

BB

BB

Belakang

Muka

Belakang

Muka

A

7,4

7,4

12,6

12,7

25,1

 

20

 

7,2

7,2

12,5

 

14,8

 

 

Slag 1

7,4

7,4

 

 

 

 

 

 

1,28

B

12,1

12,3

13,5

13,7

24,2

27,1

40

30

 

11.9

13,4

24,2

27

 

Slag 2

 

 

 

 

 

 

 

 

1,25

C

9,6

9,7

18,8

18,9

19,2

37,6

20

20

 

9,5

18,7

19,2

37,6

 

Slag 3

 

 

7,4

 

 

 

 

 

1,32

D

7,3

7,4

7,2

 

14,6

 

20

 

 

7,2

 

 

14,6

 

 

 

 Lampiran 2. Perhitungan Profil Memanjang

1.        Menghitung kontrol I

a.    Kontrol 1 belakang pergi

Titik A = BA + BB

             = 11,7 + 11,4

             = 23,1                      

Titik B = BA +BB

             = 13,2 + 12,8

             = 26

 Titik C = BA + BB

             = 18,2 + 17,9

             = 36,1           

b.    Kontrol 1 muka pergi

Titik B = BA + BB

             = 11,1 + 10,8

             = 21,9  

Titik C  = BA + BB

             = 8,9 + 8,7

             = 17,6

Titik D = BA + BB

             = 6,6 + 6,4

            = 13

c.    Kontrol 1 belakang pulang

Titik B = BA + BB

             = 12,2 + 11,9

             = 24,2

Titik C = BA + BB

             = 9,7 + 9,5

             = 19,2

Titik D .= BA + BB

      = 7,4 + 7,2

             = 14,6

d.    Kontrol 1 muka pulang

Titik A = BA + BB

             = 12,7 + 12,5

             = 25,2

Titik B = BA + BB

             = 13,7 + 13,4

             = 27,1

Titik C = BA + BB

             = 18,9 + 18,7

             = 37,6

2.      Menghitung kontrol II

a.    Kontrol 2 belakang pergi

Titik A = 2 × BT

             = 2 × 11,5

             =  23

Titik B = 2 × BT

             = 2 × 12,9

             = 25,8

Titik C = 2 × BT

             = 2 × 18,1

             = 36,2

b.    Kontrol 2 muka pergi

Titik B = 2 × BT

             = 2 × 10,9

             = 21,8

Titik C = 2 × BT

             = 2 × 8,8

             = 17,6

Titik D = 2 × BT

             = 2 × 6,5

             = 13

c.    Kontrol 2 belakang pulang

Titik B = 2 × BT

             = 2 × 12,1

             = 24,2

Titik C = 2 × BT

             = 2 × 9,6

             = 19,2

Titik D = 2 × BT

             = 2 × 7,3

             = 14,6

d.    Kontrol 2 muka pulang

Titik A = 2 × BT

             = 2 × 12,6

             = 25,2

Titik B   = 2 × BT

            = 2 × 13,5

        = 27

Titik C   = 2 × BT

                   = 2 × 18,8

            = 37,8

3.    Menghitung jarak optis

a.    Jarak optis belakang pergi

Titik A   = (BA-BB) × 100

               = (11,7 – 11,4) × 100

               = 30

Titik B   = (BA-BB) × 100

               = (13,2 – 12,8) × 100

                 = 40

Titik C   = (BA-BB) × 100

                 = (18,2 – 17,9) × 100

               = 30                      

b.      Jarak optis muka pergi

Titik B   = (BA-BB) × 100

               = (11,1 – 10,8) × 100

               = 30  

Titik C   = (BA-BB) × 100

               = (8,9 – 8,7) × 100

               = 20

Titik D   = (BA-BB) × 100

               = (6,6 – 6,4) × 100

               = 20

c.       Jarak optis belakang pulang

Titik B   = (BA-BB) × 100

               = (12,3 – 11,9) × 100

               = 40          

Titik C   = (BA-BB) × 100

               = (9,7 – 9,5) × 100

               = 20

Titik D   = (BA-BB) × 100

               = (7,4 – 7,2) × 100

               = 20

d.      Jarak optis muka pulang

Titik A       = (BA-BB) × 100

                     = (12,7 – 12,5) × 100

                     = 20

Titik B         = (BA-BB) × 100

                  = (13,7 – 13,4) × 100

                  = 30

Titik C         = (BA-BB) × 100

                  = (18,9 – 18,7) × 100

                  = 20

4.      Menghitung beda tinggi pergi

a.     Δh pergi1    = BTb – BTm

  = 11,5 – 10,9

  = 0,6

b.    Δh pergi2     = BTb – BTm

  = 12,9 – 8,8

  = 4,1

c.    Δh pergi3    = BTb – BTm

  = 18,1 – 6,5

  = 11,6

5.      Menghitung beda tinggi pulang

a.    Δh pulang1  = BTm – BTb

= 12,6 – 12,1

= 0,5

b.    Δh pulang2  = BTm – BTb

= 13,5 – 9,6

= 3,9

c.    Δh pulang3  = BTm – BTb

= 18,8 – 7,3

= 11,5

6.      Menghitung beda tinggi rata-rata

Δh rata-rata1 =

=

= 0,55

Δh rata-rata2 =

=

= 4

Δh rata-rata3 =

=

= 11,55

7.      Menghitung Error

Err                =

                          = 16,5 – 15,9

                     = 0,4

8.      Menghitung koreksi

Koreksi         =

                     =

                     = 0,2

9.      Menghitung beda tinggi rata-rata setelah koreksi

a.    Δh koreksi1 = ∆h rata-rata1 -Koreksi

.= 0,55 – 0,2

.= 0,35

b.    Δh koreksi2 .= ∆h rata-rata2  Koreksi

.= 4 – 0,2

.= 3,8

c.    Δh koreksi3 = ∆h rata-rata3 - Koreksi

= 11,55 – 0,2

= 11,35

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak