PENGUKURAN PROFIL
MEMANJANG
(Long Profile)
ABSTRAK
Profil memanjang dapat dikatakan sebagai suatu pengukuran yang bertujuan untuk mengetahui beda tinggi titik-titik sepanjang jalur pengukuran dan pada umumnya digunakan sebagai kerangka vertical bagi suatu daerah pemetaan. Pengukuran profil memanjang sendiri merupakan pengukuran beda tinggi antara titik-titik di permukaan lahan. Tujuan dari praktikum profil memanjang ini adalah untuk mengetahui bagaimana prosedur dari profil memanjang, mampu menggambarkan profil memanjang dari suatu bentang alam, dan mampu menggambarkan potongan tegak lapangan untuk kepentingan pembangunan. Metode pengukuran profil memanjang dilakukan dengan pergi pulang menggunakan jarak sepanjang 15 meter. Dimana, alat ukur diletakkan di titik antara slag kemudian anggota kelompok lain memegang bak ukur kemudian melakukan pembidikan terhadap objek ke arah bak ukur dan mengambil data benang atas (BA), benang tengah (BT), dan benang bawah (BA). Dari hasil pengolahan diperoleh 2 data yaitu data pergi dan data pulang dimana untuk perhitungan pertama yaitu jumlah beda tinggi pergi 16,3, beda tinggi pulang 15,9 dari kedua data tersebut maka didapatkan nilai rata-rata sebesar 16,05. Pada praktikum dilakukan galian atau cut pada titik CD sebanyak 11,35 dan penimbunan atau fill pada titik AB sebanyak 0,35 dan titik BC sebanyak 3,8. Nilai koreksi yang didapat jumlahnya sebelum koreksi 0,2 dan nilai setelah koreksi sebesar 15,5. Hasil dari pengukuran dapat diketahui bahwa pengukuran profil memanjang dilakukan pengukuran pulang dan pergi untuk mendapatkan hasil pengukuran yang baik, setelah melakukan pengukuran dilakukan perhitungan koreksi dan setelah koreksi untuk meminimalisir kesalahan.
Kata Kunci: Pengukuran, Profil, Sipat datar
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perencanaan pengolahan lahan, ketersediaan peta dalam
pengumpulan data maupun proses pengolahan dan penyajiannya baik secara spesial
maupun sistem informasi kebumian lainnya menjadi sesuatu hal yang tidak dapat
ditinggalkan. Ilmu ukur wilayah dapat dijadikan sebagai parameter pertimbangan
perencanaan yang berhubungan dengan tanah sebab tanpa adanya ilmu ukur wilayah
maka akan terjadi banyak kesalahan dan akan menyebabkan kerusakan lingkungan
dari kesalahan peletakan lokasi kerja.
Pengukuran beda tinggi dapat diperoleh dengan metode
sipat datar menggunakan alat waterpass. Pengukuran tinggi dengan metode
sipat datar atau waterpass merupakan metode yang paling teliti dibanding
dengan metode yang lain. Tinggi suatu obyek di permukaan bumi berupa tinggi
yang diukur dari suatu bidang referensi, yang ketinggiannya dianggap nol. Di
bidang geodesi bidang referensi tersebut disebut dengan geoid,
yaitu bidang equipotensial yang berimpit dengan permukaan air laut rata-rata
atau disebut juga dengan bidang nivo. Bidang-bidang ini selalu tegak
lurus dengan arah gaya berat terhadap setiap titk-titik di permukaan bumi. Melakukan
pekerjaan pengukuran tinggi, alat yang didirikan diatas suatu titik di
permukaan bumi harus
selalu searah dengan gaya berat (Sri Mulyani, 2020).
Profil memanjang dapat dikatakan sebagai irisan tegak
pada lapangan dengan mengukur jarak dan beda tinggi titik-titik di atas
permukaan bumi. Profil memanjang digunakan untuk melakukan pengukuran yang
jaraknya jauh, sehingga dikerjakan secara bertahap beberapa kali. Hal ini
disebabkan panjangnya sangat besar, skala vertikal yang digunakan dibuat
berbeda dengan skala horisontalnya. Cara pengukuran profil memanjang sama
dengan cara pengukuran secara berantai. Pekerjaan rekayasa yang dilakukan
seperti perencanaan jalan raya, jalan kereta api, saluran irigasi dan lain-lain
sangat dibutuhkan bentuk profil atau tampang pada arah tertentu untuk
perencanaan kemiringan sumbu proyek, hitungan volume galian atau timbunan
tanah, dan lain lain. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pekerjaan pengukuran
yang dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut secara cepat dan akurat (Bagus et
al., 2015).
Galian dan timbunan atau cut and fill berupa bagian terpenting dalam berbagai jenis
proyek sipil dan pengukuran. Banyak proyek pengukuran yang pekerjaan intinya
adalah perhitungan dan pembuatan galian dan timbunan di lapangan dan dilakukan
dalam skala besar. Pada umumnya pekerjaan galian atau cutting dan timbunan atau filling memiliki
konsep yang sama dalam proses pengukuran dan perhitungannya. Pada kebanyakan
proyek pekerjaan galian dilakukan terlebih dahulu sebelum timbunan. Cut and fill bisa dikatakan sebagai suatu proses pengerjaan tanah dimana sejumlah
material tanah diambil dari suatu tempat kemudian ditimbun di tempat lain. Oleh
karena itu, sebelum pengerjaan dibutuhkan perhitungan dan pengukuran dengan
teliti dan akurat. Proses cut and fill membuat
permukaan tanah lebih rata dan mudah bagi pekerja
untuk proses pembangunan yang akan dilakukan (Roring, 2018).
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan Praktikum Pengukuran Profil Memanjang untuk mengetahui metode atau prosedur pengukuran profil memanjang, mampu menggambarkan profil memanjang dari suatu bentang alam dan mampu menggambarkan potongan tegak lapangan untuk kepentingan pembangunan.
Tujuan dan Kegunaan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum Pengukuran Profil Memanjang yaitu mengetahui metode atau prosedur pengukuran profil memanjang, mampu menggambarkan profil memanjang dari suatu bentang alam dan mampu menggambarkan potongan tegak lapangan untuk kepentingan pembangunan.
Kegunaan praktikum Pengukuran Profil Memanjang yaitu untuk membuat bangunan pertanian seperti saluran irigasi, saluran drainase, rumah kaca, pabrik pengolahan bahan pertanian dan lain-lain.
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Praktikum
Pengukuran Profil Memanjang dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 18 September
2021 pada pukul 10.00 WITA bertempat
dibelakang laboratorium Teknik Tanah dan
Air, Prodi Keteknikan Pertanian, Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Alat
Alat yang
digunakan dalam praktikum Pengukuran Profil Memanjang yaitu waterpass, statif,
bak ukur, meteran, patok, bandul, kamera, payung dan alat tulis.
Bahan
Adapun
bahan yang di gunakan dalam praktikum pengukuran
profil memanjang yaitu data
pengukuran, kertas kalkir dan kertas grafik.
Prosedur Praktikum
Adapun prosedur dari
praktikum Pengukuran Profil Memanjang adalah sebagai berikut :
1.
Menyiapkan alat dan bahan sebelum memulai
praktikum.
2.
Mencari atau menetukan lokasi tempat pengukuran.
3.
Mengukur bentangan sejauh 15 meter.
4. Bagi bentangan tersebut dengan titik-titik yang
sama jaraknya dengan memasang patok disetiap titiknya dan menentukan titik
pengukuran A, B, C, D.
5.
Menentukan slag
1, 2 dan 3 di antara titik A, B, C, D.
6.
Memasang statif pada slag 1.
7.
Memasang waterpass pada statif
kemudian mengunci waterpass pada statif.
8.
Memasang bandul pada statif.
9. Mengkalibrasi waterpass dengan cara mengatur
nivo kotak agar berada di tengah dengan menggunakan sekrup ABC.
10. Mengukur ketinggian waterpass dari permukaan tanah dan memastikan bandul berada di
tengah-tengah patok.
11.
Menempatkan bak ukur pada titik depan dan belakang slag.
12.
Melakukan pembidikan secara kasar ke bak ukur.
13.
Memfokuskan lensa objektif ke arah bak ukur dan
menggeser sekrup penggerak halus agar benang tepat pada objek yang di bidik.
14. Membidik bak ukur dan membaca bak ukur benang atas, benang tengah,
benang bawah menggunakan waterpass.
15.
Mencatat hasil pengukuran BA, BT dan BB.
16.
Memindahkan alat ke slag 2 dan
melakukan pengukuran pergi
masing-masing sebanyak satu kali pengukuran sampai titik akhir.
17.
Melakukan pengukuran pulang dengan memasang statif pada slag 3 lalu mengulangi prosedur 7-16.
18. Mendokumentasikan proses praktikum Pengukuran Profil Memanjang yang dilakukan.
Rumus yang digunakan
Rumus yang
digunakan dalam praktikum pengukuran profil memanjang sebagai berikut :
a.
Menghitung Kontrol.
Kontrol = BA + BB
Kontrol = 2 × BT
b.
Menghitung Jarak Optis.
Jarak Optis = (BA-BB) x
100
c.
Menghitung Beda Tinggi Pergi.
Δ
d.
Menghitung Beda Tinggi Pulang.
Δ
e.
Menghitung Beda Tinggi
Rata-Rata.
f.
Menghitung error.
ERR = |ΣΔh pergi + Δh pulang
g.
Menghitung Koreksi.
Koreksi = ERR/(n-1)
h.
Menghitung Beda Tinggi
Setelah Koreksi.
∆h koreksi = ∆h rata-rata –
Koreksi
Keterangan :
BA = Benang Atas (m)
BB = Benang Bawah (m)
BT = Benang Tengah (m)
BTb = Benang Tengah belakang (m)
BTm = Benang Tengah muka (m)
∆h koreksi = Beda Tinggi Setelah koreksi (m)
∆h rata-rata
= Beda Tinggi Rata-rata (m)
Koreksi = Koreksi (m)
ERR = error (m)
n = Jumlah titik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Hasil Perhitungan Beda Tinggi
|
Beda Tinggi (m) |
||||||
|
Titik |
Pergi |
Pulang |
Rata-Rata |
Error |
Koreksi |
Setelah
Koreksi |
|
A |
|
|
|
|
|
|
|
AB |
0,6 |
0,5 |
0,55 |
0,4 |
0,2 |
0,35 |
|
B |
|
|
|
|
|
|
|
BC |
4,1 |
3,9 |
4 |
0,4 |
0,2 |
3.8 |
|
C |
|
|
|
|
|
|
|
CD |
11,6 |
11,5 |
11,5 |
0,4 |
0,2 |
11,35 |
|
D |
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah |
16,3 |
15,9 |
16,05 |
0,4 |
0,2 |
15.5 |
Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang
telah dilakukan maka dilakukanlah pengukuran untuk mengetahui beda tinggi dari suatu bidang tanah. Pengukuran menggunakan metode pergi
pulang dengan dilakukan menggunakan jarak sepanjang 15 meter. Jarak 15 meter
dibagi kembali menjadi empat titik A, B, C dan D yang dimana jarak antara
titiknya yaitu 5 meter dan diantara titik terdapat slag, sehingga
praktikum ini menggunakan 3 slag yang berada disetiap pertengahan titik maka
diperoleh hasil pengukuran tinggi yang berbeda pada setiap titik pengukuran
pergi dan pengukuran pulang. Hal ini sesuai dengan pendapat Sri Mulyani (2020) yang
menyatakan bahwa pengukuran dilakukan tiga kali yang dilakukan dengan membagi
daerah pengukuran menjadi 3 slag, yaitu slag 1, slag 2 dan
slag 3, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan perbedaan tinggi yang
teliti. Sedangkan untuk menghindari kesalahan sistematik yang disebabkan oleh
alat maka pada penelitian ini Waterpass yang digunakan sudah dikalibrasi.
Pengolahan data pertama adalah
dengan melakukan perhitungan kontrol. Kontrol pertama dilakukan dengan
menjumlahkan batas atas dan batas bawa. Kemudian kontrol kedua dilakukan dengan
mengalikan batas tengah dengan dua. Dari hasil pengolahan diperoleh 2 data yaitu data pergi dan data pulang dimana untuk perhitungan pertama yaitu
jumlah beda tinggi pergi 16,3, beda
tinggi pulang 15,9 dari kedua data tersebut maka didapatkan
nilai rata-rata sebesar 16,05. Pada pengukuran dilakukan perhitungan nilai
koreksi yang jumlahnya sebelum koreksi 0,2 dan nilai setelah
koreksi sebesar 15,5.
Berdasarkan praktikum dapat diketahui bahwa pada pengukuran menggunakan jarak sepanjang 15 meter terdapat beberapa titik yang berbeda antara permukaan tanah sebenarnya dengan permukaan tanah gambar rencana dan untuk mengatasi permasalahan tersebut, digunakan metode cut and fill pada titik yang perlu adanya penyesuaian dengan rencana. Pada praktikum dilakukan galian atau cut pada titik CD sebanyak 11,35 dan penimbunan atau fill pada titik AB sebanyak 0,35 dan titik BC sebanyak 3,8. Pada pekerjaan galian tanah bertujuan untuk memperoleh elevasi dan permukaan sesuai dengan rencana. Maka dari itu proses selanjutnya dilakukan cut and fill atau dengan kata lain mengambil dan menaruh tanah dari lahan yang satu dan menimbunnya di lahan-lahan lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Roring (2018) yang menyatakan bahwa cut and fill sebagai suatu proses pengerjaan tanah dimana sejumlah material tanah diambil dari suatu tempat kemudian ditimbun di tempat lain sehingga membuat permukaan tanah lebih rata dan mudah bagi pekerja untuk proses pembangunan yang akan dilakukan.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum Pengukuran Profil Memanjang yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa praktikum pengukuran profil memanjang bertujuan untuk menentukan beda tinggi antara titik-titik pada permukaan lahan yang akan digunakan untuk membangun rancangan pekeraan rekayasa yang dimana menggunakan alat ukur sipat datar yaitu waterpass. Hasil pengukuran profil memanjang menunjukkan perbedaan nilai pada saat pengukuran pergi dengan pengukuran saat pulang Hal ini disebabkan karema adanya kekeliruan seperti keliru dalam membaca benang atas, benang tengah dan benang bawah pada bak ukur atau terjadi dikarenakan alat dibeberapa titik belum benar-benar datar yang ditunjukkan dengan bagian alat yaitu nivo kotak sedangkan didalam melakukan pengukuran sangat diperlukan ketelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Bagus, D., Awaluddin, M., dan Sasmito, B. 2015. Analisis Pengukuran Penampang
Memanjang dan Penampang Melintang dengan GNSS metode RTK-NTRIP. Jurnal
Geodesi Undip, 4(2), 43–50. Universitas
Diponegoro.
Sri Mulyani, A. 2020. Analisis Hasil Pengkuran
Tinggi Takhimetri dengan Sipat Datar Teliti. E-Journal CENTECH 2020,
1(1), 1–14 . Universitas Kristen
Indonesia.
Roring, H. S. D. 2018. Desain Cut and Fill Lokasi Pembangunan Rumah Sakit Hermina Manado. Jurnal Ilmiah Realtech, 14(1), 69–74. Universitas Katolik De La Salle Manado.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel
Hasil Perhitungan
Tabel 2. Pengukuran Profil
Memanjang
|
Titik |
Pergi
(m) |
Pulang
(m) |
Tinggi
Alat (m) |
|||||||
|
Belakang |
Muka |
Belakang |
Muka |
|||||||
|
BT |
BA |
BT |
BA |
BT |
BA |
BT |
BA |
Pergi |
Pulang |
|
|
BB |
BB |
BB |
BB |
|||||||
|
A |
11.5 |
11,7 |
|
|
Pulang (m) |
12,6 |
12,7 |
|
|
|
|
11,4 |
|
|
|
12,5 |
|
|
||||
|
Slag
1 |
|
|
|
|
|
|
|
|
1,15 |
1,28 |
|
B |
12,9 |
13,2 |
10,9 |
11.1 |
12,1 |
12,3 |
13,5 |
13,7 |
|
|
|
12,8 |
10,8 |
11.9 |
13,4 |
|
|
|||||
|
Slag 2 |
|
|
|
|
|
|
|
|
1,16 |
1,25 |
|
C |
18,1 |
18,2 |
8,8 |
8,9 |
9,6 |
9,7 |
18,8 |
18,9 |
|
|
|
17,9 |
8,7 |
9,5 |
18,7 |
|
|
|||||
|
Slag
3 |
|
|
|
|
|
|
|
|
1,21 |
1,32 |
|
D |
|
|
6,5 |
6,6 |
7,3 |
7,4 |
|
|
|
|
|
|
|
6,4 |
7,2 |
|
|
|
|
|||
Tabel 3. Pengukuran Profil Memanjang Sesi Pergi
|
Titik |
Pergi
(m) |
||||||||
|
Belakang |
Muka |
Kontrol: BA+BB |
Jarak
Optis |
Tinggi
Alat (m) |
|||||
|
BT |
BA |
BT |
BA |
Kontrol (2*BT) |
|||||
|
BB |
BB |
Belakang |
Muka |
Belakang |
Muka |
||||
|
A |
11.5 |
11,7 |
|
|
23,1 |
|
30 |
|
|
|
11,4 |
|
23 |
|
|
|
||||
|
Slag
1 |
|
|
|
|
|
|
|
|
1,15 |
|
B |
12,9 |
13,2 |
10,9 |
11.1 |
29.53 |
21,9 |
40 |
30 |
|
|
12,8 |
10,8 |
29.6 |
21,8 |
|
|||||
|
Slag
2 |
|
|
|
|
|
|
|
1,16 |
|
|
C |
18,1 |
18,2 |
8,8 |
8,9 |
36,1 |
17,6 |
30 |
20 |
|
|
17,9 |
8,7 |
36,2 |
17,6 |
|
|||||
|
Slag 3 |
|
|
|
|
|
|
|
|
1,21 |
|
D |
|
|
6,5 |
6,6 |
|
13,0 |
|
20 |
|
|
|
|
6,4 |
|
13,0 |
|
|
|||
|
Titik |
Pulang
(m) |
||||||||
|
Belakang |
Muka |
Kontrol: BA+BB |
Jarak
Optis |
Tinggi
Alat (m) |
|||||
|
BT |
BA |
BT |
BA |
Kontrol: 2*BT |
|||||
|
BB |
BB |
Belakang |
Muka |
Belakang |
Muka |
||||
|
A |
7,4 |
7,4 |
12,6 |
12,7 |
25,1 |
|
20 |
|
|
|
7,2 |
7,2 |
12,5 |
|
14,8 |
|
|
|||
|
Slag 1 |
7,4 |
7,4 |
|
|
|
|
|
|
1,28 |
|
B |
12,1 |
12,3 |
13,5 |
13,7 |
24,2 |
27,1 |
40 |
30 |
|
|
11.9 |
13,4 |
24,2 |
27 |
|
|||||
|
Slag
2 |
|
|
|
|
|
|
|
|
1,25 |
|
C |
9,6 |
9,7 |
18,8 |
18,9 |
19,2 |
37,6 |
20 |
20 |
|
|
9,5 |
18,7 |
19,2 |
37,6 |
|
|||||
|
Slag 3 |
|
|
7,4 |
|
|
|
|
|
1,32 |
|
D |
7,3 |
7,4 |
7,2 |
|
14,6 |
|
20 |
|
|
|
7,2 |
|
|
14,6 |
|
|
|
|||
Lampiran
2. Perhitungan Profil Memanjang
1.
Menghitung kontrol I
a.
Kontrol 1 belakang pergi
Titik A = BA + BB
= 11,7 + 11,4
= 23,1
Titik B = BA +BB
= 13,2 + 12,8
= 26
Titik C = BA + BB
= 18,2 + 17,9
= 36,1
b.
Kontrol 1 muka pergi
Titik B =
BA + BB
= 11,1 + 10,8
= 21,9
Titik C = BA + BB
= 8,9 + 8,7
= 17,6
Titik D =
BA + BB
= 6,6 + 6,4
= 13
c.
Kontrol 1 belakang pulang
Titik B = BA + BB
= 12,2 + 11,9
= 24,2
Titik C = BA + BB
= 9,7 + 9,5
= 19,2
Titik D .= BA + BB
= 7,4 + 7,2
= 14,6
d.
Kontrol 1 muka pulang
Titik A = BA + BB
= 12,7 + 12,5
= 25,2
Titik B = BA + BB
= 13,7 + 13,4
= 27,1
Titik C = BA + BB
= 18,9 + 18,7
= 37,6
2.
Menghitung kontrol II
a.
Kontrol 2 belakang pergi
Titik A = 2 × BT
= 2 × 11,5
= 23
Titik B = 2 × BT
= 2 × 12,9
= 25,8
Titik C = 2 × BT
= 2 × 18,1
= 36,2
b.
Kontrol 2 muka pergi
Titik B = 2 × BT
= 2 × 10,9
= 21,8
Titik C = 2 × BT
= 2 × 8,8
= 17,6
Titik D = 2 × BT
= 2 × 6,5
= 13
c.
Kontrol 2 belakang pulang
Titik B = 2 × BT
= 2 × 12,1
= 24,2
Titik C = 2 × BT
= 2 × 9,6
= 19,2
Titik D = 2 × BT
= 2 × 7,3
= 14,6
d.
Kontrol 2 muka pulang
Titik A = 2 × BT
= 2 × 12,6
= 25,2
Titik B = 2 × BT
= 2 × 13,5
= 27
Titik C = 2 × BT
= 2 × 18,8
= 37,8
3.
Menghitung jarak optis
a.
Jarak optis belakang pergi
Titik A = (BA-BB) × 100
= (11,7 – 11,4) × 100
= 30
Titik B = (BA-BB) × 100
= (13,2 – 12,8) × 100
= 40
Titik C = (BA-BB) × 100
= (18,2 – 17,9) × 100
= 30
b.
Jarak optis muka pergi
Titik B = (BA-BB) × 100
= (11,1 – 10,8) × 100
= 30
Titik C = (BA-BB) × 100
= (8,9 – 8,7) × 100
= 20
Titik D = (BA-BB) × 100
= (6,6 – 6,4) × 100
= 20
c.
Jarak optis belakang pulang
Titik B = (BA-BB) × 100
= (12,3 – 11,9) × 100
= 40
Titik C = (BA-BB) × 100
= (9,7 – 9,5) × 100
= 20
Titik D = (BA-BB) × 100
= (7,4 – 7,2) × 100
= 20
d.
Jarak optis muka pulang
Titik A = (BA-BB) × 100
= (12,7 – 12,5) × 100
= 20
Titik B = (BA-BB) × 100
= (13,7 – 13,4) × 100
= 30
Titik C = (BA-BB) × 100
= (18,9 – 18,7) × 100
= 20
4.
Menghitung beda tinggi pergi
a.
Δh pergi1 = BTb – BTm
= 11,5 – 10,9
= 0,6
b.
Δh pergi2 = BTb – BTm
= 12,9 – 8,8
= 4,1
c.
Δh pergi3 = BTb – BTm
= 18,1 – 6,5
= 11,6
5.
Menghitung beda tinggi pulang
a. Δh pulang1 = BTm
– BTb
= 12,6
– 12,1
= 0,5
b. Δh pulang2 = BTm
– BTb
= 13,5
– 9,6
= 3,9
c. Δh pulang3 = BTm – BTb
= 18,8
– 7,3
= 11,5
6.
Menghitung beda tinggi
rata-rata
Δh rata-rata1 =
=
= 0,55
Δh rata-rata2 =
=
= 4
Δh rata-rata3 =
=
= 11,55
7.
Menghitung Error
Err =
= 16,5 – 15,9
= 0,4
8.
Menghitung koreksi
Koreksi =
=
= 0,2
9.
Menghitung beda tinggi
rata-rata setelah koreksi
a. Δh koreksi1 = ∆h rata-rata1 -Koreksi
.= 0,55 – 0,2
.= 0,35
b. Δh koreksi2 .= ∆h rata-rata2
Koreksi
.= 4 – 0,2
.= 3,8
c. Δh koreksi3 =
∆h rata-rata3 - Koreksi
= 11,55 – 0,2
= 11,35